Minggu, 26 Oktober 2014

Ekspresi Suara Remaja

Iesha & Mitha, Duo Crafter Kreatif dibalik Limomade

oleh  pada Sabtu, Oktober 25th, 2014 dilihat 211 kali
Remaja.suaramerdeka.com – Dunia kreatif terus berkembang, termasuk didalamnya adalah bisnis pernak-pernik buat tangan atau yang disebut handmade. Salah satunya adalah brand handmade yang mempunyai ciri khas embroidery dalam setiap produknya yaitu Limo made. Yup, bagaimana proses kreatifnya, serta siapa saja crafter dibalik produk-produknya yang kini bisa didapatkan dari seluruh penjuru dunia ini? Yuk, kita simak interview bareng kedua owner Limonade yaitu Aisyah Wiji Geharisa danBhramita Magisteriani ini.
Halo apakabar? Lagi sibuk apa?
Iesha : Lagi sibuk produksi saja, maintenance store, dan terus promosi sih.
Mita: Iya sambil wara-wiri cari penjahit baru.
HL
Boleh diceritakan awal mula berdirinya Limo made nih?
Awalnya itu project iseng-iseng, setelah   harga bahan baku bikin sepatu lukis mulai naik, kami mulai berfikir cari project lain yang harganya sesuai anak kuliahan dan ramah lingkungan. Lalu tercetuslah ide untuk bikin pouch dari kain perca. Darisana lah pelan-pelan bisnis ini mulai kami tekuni.
Sejak kapan Limomade berdiri?
Baru sekitar satu setengah tahun sih, sejak 14 Februari 2013.
Ada arti khusus dari Limomade itu sendiri nggak?
Limomade kita ambil dari kata limo dalam bahasa jawa yang berarti lima dan made dari bahasa Inggris yang berarti  buatan. Jadi limomade sendiri diartikan lima jari jemari yang membuat barang hand made atau buatan tangan.
Kalian kan Lulusan DKV, kenapa lebih memilih terjun ke dunia entrepreneurship, dan memilih menjadi crafter ?
Iesha : Kalau aku sih karena hobi, selain itu, crafting kan nggak jauh-jauh dari background awal kita DKV, jadi tetap bisa melakukan pekerjaan awal kita sebagai freelancer design sekaligus punya usaha lain yaitu limomade ini. Mulai dari hobi ini lama kelamaan kok malah jadi nyaman. Ya sudah kita lanjutkan untuk komitmen dan focus ke usaha ini.   
Dari konsep sepatu lukis, berubah menjadi jahit menjahit itu belajarnya bagaimana?
Awalnya kita memang buta banget dengan jahit menjahit, apalagi sulam. Lalu mulai belajar pelan-pelan dengan jahitan tangan, terus belajar cari tutorial di internet, browsing, pokoknya otodidak banget lah. Hasil pertama pun jahitannya masih kurang rapi, tapi lama kelamaan setelah melakukan trial & eror beberapa waktu, akhirnya bisa.
Dalam melakukan proses jahit ini pasti butuh kesabaran ekstra, apasih yang kalian lakukan ketika rasa bosan datang?
Mita : Memang pekerjaan kita ini dituntut untuk bersabar, tapi memang suatu saat ada rasa bosan dan tiba- tiba stuck . Kalau lagi stuck sih biasanya aku tinggal terus nyari kegiatan lain kayak dengerin music, nonton film dll.
Iesha : Kalau aku sih biasanya penasaran sama hasilnya, jadi rasa bosan itu hilang, kalah dengan rasa penasaran akan hasilnya. Nah, kalau sudah jadi dan lihat hasilnya kan kita jadi senang, rasa penasarannya hilang berganti jadi puas.
 Apa sih yang membuat produk Limo made ini berbeda, ciri khas & keunggulannya apa?
Ciri khas produk kami yaitu lebih condong ke hand embroidery, jadi gambarnya lebih detail, tentang sketsa wajah dijahit dengan benang. Selain itu produk kami juga menggunakan teknik shadow untuk mempercantik gambarnya.
PRODUCT
Lalu product yang di jual di Limomade apa saja?
Pouch, tote bag, little bag,  back pack serut, frame decoration dll. Satu lagi product terbaru kita yaitu wall decoration berbentuk fabric painting. Jadi kita melukis dengan menggabungkan kain-kain perca menjadi bentuk gambar yang diinginkan, dijahit, lalu di pasang didalam frame 
Kisaran harganya berapa?
Produk kami dijual dari harga Rp 35.000,00 – Rp 350.000,00. Sebenarnya tergantung dari kerumitan pesanan sih. Semakin rumit desainnya semakin mahal.
Selama ini media promosinya apa saja nih?
Tetap menggunakan social media sih, facebook, instagram, twitter, blog, dll. Untuk penjualan ke luar negeri sih kita sudah punya store di etsy. Alamatnya limomade.etsy.com , melalui etsy ini produk kita sudah bisa dibeli oleh customer dari berbagai penjuru dunia.
Suka dukanya bergelut di dunia ini apa sih?
Dukanya, karena ownernya dua orang, jadi kita harus menjalin komunikasi yang terus menerus. Kadang-kadang ada misscomunication. Selain itu, dukanya harus nglembur, kalau pagi sampai sore crafting, kalau malam online. Jadi tiap jam dua malam itu bangun untuk online buat mengantisipasi perbedaan waktu yang ada diluar negeri. Promosi dari forum ke forum di etsy itu.
Sukanya kalau produk kita diterima dengan baik oleh customer, rasanya puas dan bangga banget.   
PRODUCT2
Harapan kedepannya Limomade apa?
Mita : Harapannya, melalui etsy ini kita pengen produk limomade  dikenal diluar negeri dulu, baru setelah itu dikenal di Indonesia. Ya pokoknya pengennya etsy ini jadi batu loncatan lah. Kan kebanyakan orang Indonesia baru mengakui produk kita bagus kalau sudah terkenal di luar. Ya pengennya sih gitu.
Ada saran nggak untuk anak muda yang baru terjun kedunia entrepreneurship ini, supaya tetap survive dan nggak gampang menyerah ?
Iesha: Kalau aku sih yakin saja, kadang orang percaya dirinya rendah jadi ditengah-tengah perjalanan menjalankan usaha menyerah. Satu lagi konsisten.
Mita: Kalau aku dari awal harus punya tujuan yang jelas. Kamu membuat usaha ini tujuan terbesarnya apa? Jadi kalau sudah tahu tujuan awalnya, maka yang namanya naik turun, hambatan dan lain-lain itu akan mudah dilewati. Apabila dalam keadaan dibawah dan drop misalnya, tinggal mengingat tujuan terbesar kita itu saja, Isyaallah semangat akan muncul lagi. Kedua, harus tekun dan kalau bisa sesuai passion.
Yup, pengen lebih dekat dengan kedua owner ini, atau penasaran pengen pesan langsung karya tangan dari duo crafter ini. Langsung follow saja instagram mereka @limomade.
Foto: dokumentasi limomade

link : http://remaja.suaramerdeka.com/2014/10/25/iesha-mitha-duo-crafter-kreatif-dibalik-limomade/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...